Selasa, 08 Januari 2013

Hari ke-8: Sakit itu mahal, jendral!

Semalem gue masuk ke ruang periksa dokter sekitar pukul 11. Kelihatannya dokter ini memang banyak banget pasiennya, gue ambil nomor antri dari praktek baru dibuka dan hampir tengah malam baru dapat giliran diperiksa. Dia buka praktek dari jam 5 sore dan tutup dengan jam yang tidak bisa diprediksi alias hingga pasiennya habis hari itu.

Setelah dokter yang telah menjadi profesor di bidang bedah tulang itu memeriksa bekas jahitan operasi di kaki gue, beliau memutuskan untuk melepas benang jahitannya.
Gue sudah tahu ini yang bakalan terjadi, ya iya gue juga sudah tahu mereka akan menarik benangnya seperti melepas stiker yang nempel di jidat lu. Biasa aja.....tarik aja gitu mang....!!!!

Dan gue tahu rasanya memang ga terlalu sakit. Karena bekas luka operasinya sudah kering.
Tapi tetep aja ya bow, ngelepas benang di bekas sayatan operasi itu bikin nyali gue ciut.
Bekas jahitannya sudah kering, benangnya sudah diambil, ga perlu pakai tongkat lagi dan bekas operasinya sudah boleh disiram air.
Intinya gue sudah sembuh, horeeee...!!!!

Jam 12 malam gue sudah sampai rumah.
Gue mengumpulkan lembaran-lembaran kwitansi yang siap gue reimburse ke kantor nanti.
Dalam semalam gue menghabiskan uang 500 ribuan, berikut rinciannya:
- Biaya dokter cabut benang 200 ribu
- Obat antibiotik 250 ribu
- Obat penghilang rasa sakit dan salep 80 ribu
Sedangkan gue menghabiskan biaya operasi pelepasan pen kurang lebih 12 jutaan.
Untunglah seluruh biaya operasi ditanggung oleh asuransi kesehatan di kantor gue bekerja. *elus-elus dada

Ga ada orang yang mau sakit tentunya, namun kehadiran asuransi kesehatan memang sangat membantu orang-orang yang tidak terlalu banyak uang seperti gue.
Tapi gue sampai detik ini belum tergerak untuk ikut asuransi di luar fasilitas yang memang gue dapetin dari tempat bekerja.
Gue masih berpikir bahwa asuransi-asuransi itu malah menjebak *maap yak kalo ada yang merasa tersinggung.
So, kalo ada yang mau meyakinkan gue bahwa asuransi itu penting dan tidak menipu, you're welcome loh untuk mempengaruhi gue dengan sekumpulan fakta-fakta.

Bisa juga karena film dokumenter ini yang bikin gue skeptis dengan perusahaan asuransi kesehatan

Kalo gue pribadi sih masih merasa cukup dengan fasilitas kesehatan yang gue dapat dari tempat gue bekerja.
Tapi gimana ya kalo gue sudah bukan jadi karyawan lagi, jadi wiraswasta kecil-kecilan or jadi freelancer.
Bagaimana cara gue untuk membayar biaya untuk rumah sakit beserta obat-obatannya ya?
Karena sakit itu mahal, jendral!

3 komentar:

  1. WAH TOS! gw juga baru-baru ini abis operasi lepas pen di tulang kering, setelah setaun hidup ditopang pen, haha.

    salam kenal btw, sesama rekan #30haribercerita :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah lu mentalnya baja ya, setahun setelah operasi pemasangan langsung lepas. Gue butuh waktu 3 tahun, itupun juga memaksakan diri untuk berani hehehe. Trauma bgt, padahal sebelumnya gue ga pernah takut jarum.

      Salam kenal juga della! *eh bener gt ga ya nama panggilannya hehehe

      Hapus
  2. justru karna gw takut (TERUTAMA jarum suntik, RRR) makanya mau cepet-cepet lepas biar terbebas dari mikir aneh-aneh, haha. after all, life is about defeating fear, yes? hehehe

    btw, enaknya gw manggilnya apa ya?

    BalasHapus